masih seputar angin lesus di kampus UGM

Ratusan pohon tumbang di Sleman dan Kota Yogyakarta diterjang puting beliung (lesus) Jumat (7/11) yang terjadi sekitar pukul 15.00-15.30. Akibatnya di lingkungan kampus UGM, hampir semua fakultas, unit kerja, pusat studi, perumahan, gedung-gedung pertemuan maupun perpustakaan unit I dan II berantakan. Menurut staf Humas UGM Sudarmono yang masih berada di kantor ketika hujan badai, semua kawasan di UGM dilanda hujan badai rata-rata 3-5 pohon tumbang di setiap unit kerja, beberapa atap gedung tersingkap dan beterbangan diterjang hujan badai. Seperti gedung Grha Sabha Pramana, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, PPTIK dan masih banyak lagi yang lainnya. Para pedagang kaki lima ikut menjadi korban terjangan angin kencang ini terutama yang mangkal di pojok utara Pusat Kebudayaan, sepanjang Jalan Kaliurang, sebelah barat Fakultas Kedokteran maupun sepanjang Boulevard. Atap gerobak terbawa angin kencang, peralatan lainnya berhamburan dan pecah, dagangan berhamburan, belum tahu berapa besar kerugian yang diderita para pedagang kaki lima. Pada saat terjadi hujan badai para pedagang kaki lima berusaha mengamankan diri dengan mencari tempat lapang.  Menurut Wandi padagang kaki lima yang mangkal di Purnabudaya warga Pogung, para pedagang mencari tempat lapang yaitu di rumput hijau Boulevard yang tidak ada gedung maupun pepohonan. Tak urung ada beberapa pedagang yang tertimpa gerobak ketika menyelamatkan diri. Kapolres Sleman AKBP Drs Suharsono mengungkapkan akibat hujan badai 18 orang mengalami luka-luka dan dirawat di RSUP Dr Sardjito dan RS Panti Rapih. "Dua di antaranya menderita luka cukup parah, namun semua korban hanya mengalami rawat jalan sore itu juga bisa pulang. Data sementara yang kita dapatkan, peristiwa tersebut juga mengakibatkan 3 mobil serta 9 gedung mengalami kerusakan. Dua rumah yang ada di Karangmalang, juga tak luput dari terjangan puting beliung," ungkap Kapolres. Amukan angin, juga menyebabkan tumbangnya pepohonan, papan nama dan reklame, tiang listrik serta lampu jalan. Sejumlah bangunan gedung, rumah dan pertokoan pun tak luput dari terjangan angin hingga mengalami kerusakan parah. Sebagian besar atap gedung Kopma UGM roboh hingga merusakkan barang-barang dagangan. Begitu juga atap Gelanggang Mahasiswa, Gedung BNI UGM, Grha Sabha Pramana hingga perumahan dosen Sekip, semua mengalami rusak parah. Banyaknya pohon yang tumbang ditepi jalan, mengakibatkan kemacetan yang luar biasa disekitar UGM. Hal itu semakin diperparah, mengingat lampu pengatur lalulintas mati. Kondisi tersebut, membuat petugas yang dipimpin langsung Kapolres Sleman AKBP Drs Suharsono, terpaksa mengatur lalulintas secara manual. Pohon besar yang tumbang di depan Kantor Pos UGM menimpa dua buah mobil yang diparkir, salah satunya sedan Toyota Avanza bernomor polisi AB 1786 XE. Pemilik mobil, Dedin (33) menuturkan dirinya baru memarkir kendaraannya dalam hitungan menit ketika angin menerjang. Sejumlah gerobak pedagang di seputar Bundaran UGM remuk tertimpa pohon dan tiang listrik. "Dagangan saya berantakan, peralatan seperti mangkuk dan gelas hancur, uang yang saya bawa pun lenyap tak berbekas. Bahkan sepeda motor saya juga rusak tertimpa pohon," keluh Dini (33) PKL setempat. Peristiwa tersebut, juga menyebabkan tempat usaha bubur kacang hijau dan fotokopi milik Murmaji (55) di kampung Karangmalang (utara MIPA UGM) porak poranda. Seluruh atap asbesnya kabur dan trafo listrik di depan rumahnya meledak. "Warga setempat menduga bencana lesus diawali dari kampung mereka," kata Kabid Penanggulangan Bencana Alam Dinas P3BA, Singgih Sudibyo SH, ketika dihubungi usai meninjau tempat kejadian bencana itu. Meski hujan disertai angin kencang itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa meninggal masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Imbauan tersebut diungkapkan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Geofisika Yogyakarta, Drs Budi Waluyo Dpl Seis. Menurutnya, kalau dilihat dari gerakan angin yang memutar dan data-data (laporan) yang masuk ke BMG angin kencang tersebut kategori angin puting beliung. Kendati demikian sampai saat ini BMG masih kesulitan untuk memprediksikan kapan dan di mana angin puting beliung akan terjadi. Di samping kejadiannya cukup singkat, angin tersebut hanya bersifat lokal. Biasanya angin puting beliung ini terjadi pada musim pancaroba. Berdasarkan pengalaman yang ada sebelum angin puting beliung terjadi terlihat awan hitam yang menggumpal-gumpal mirip bunga kol dan adanya perbedaan suhu yang cukup mencolok. "Karena sifatnya mendadak masyarakat yang ada disekitar lokasi sering kesulitan untuk menyelamatkan diri," papar Budi seraya menambahkan, untuk meminimalisasi jumlah korban BMG mengimbau agar masyarakat memangkas pohon yang sudah besar. Untuk menentukan apakah angin kencang yang terjadi di Yogyakarta dan Sleman termasuk puting beliung atau down draf (angin kencang dengan arah vertikal), bisa dilihat dari arah gerakan angin. Sebab kalau arah gerakan angin memutar bisa dimasukkan dalam kategori puting beliung, sebaliknya arahnya vertikal dan tidak menyebar masuk kategori down draf. "Sebenarnya tanda-tanda puting beliung dan down draf hampir mirip. Bedanya kalau down draf ini langsung menghantam bumi hal itu dikarenakan adanya perbedaan tekanan yang cukup besar dari atas dengan permukaan bumi, sementara puting beliung menyebar," terang Budi Bandara Sempat Ditutup Sementara itu, akibat cuaca buruk, Bandara Adisutjipto sempat menutup penerbangan selama 20 menit. Akibat pesawat udara yang sudah telanjur menuju Yogyakarta, terpaksa harus berputar di udara, sambil menunggu cuaca lebih baik. Menurut Asisten Pelayanan Bandara Adisutjipto, Hanad Prayitno, landasan terpaksa ditutup karena untuk keselamatan pendaratan. Namun demikian, penutupan tidak terlalu lama, hanya 20 menit. "Ada dua pesawat yang terpaksa berputar-putar di udara dulu, sehingga pendaratan tertunda, yakni Air Asia dari Kuala Lumpur dan Batavia dari Pontianak," ujar Hanad. Sementara itu akibat hujan deras di sertai angin kencang sebuah pohon Asam Cina di Jalan Jenderal Sudirman tumbang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun lalu lintas di sepanjang Jalan Sudirman sempat macet beberapa saat. Saksi mata, Saliman (45) mengatakan sore itu ia sedang duduk di atas becak untuk menunggu karyawan sebuah bank swasta. Di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman Yogyakarta beberapa ranting pohon peneduh jalan juga roboh. Ranting-ranting tersebut berserakan di pinggir jalan sehingga mengganggu para pemakai jalan. Selain pohon tumbang, akibat hujan deras disertai angin kencang sejumlah ruas jalan di Yogyakarta juga banjir. Genangan air hingga mata kaki orang dewasa membuat arus lalu lintas tersendat.
 

Komentar

Postingan Populer