Catatan Menjelang Musda Kagama Kaltim



Salam Kagama

Tanpa terasa 5 tahun sudah berlalu sejak Musyawarah Daerah Kagama Kalimantan Timur tahun 2008 di Samarinda. Seharusnya Musda berikutnya digelar pada tahun 2012, namun rupanya karena berbagai pertimbangan dan mungkin kesibukan, Musda baru dapat digelar nanti tanggal 20 April 2013 di Samarinda. Tak terasa Kagama Pengda Kaltim periode ini telah menyelesaikan masa tugasnya. Mungkin selama ini telah berjalan dengan segala dinamikanya, mengingat tidak mungkin semua perkebangan aktifitasnya dapat diketahui oleh seluruh warga Kagama di seluruh Kalimantan Timur.
Menjelang kegiatan Musda kali ini, sempat terbersit "kenangan" hingar-bingar pelaksanaan Musda lima tahun yang lalu. Kenangan yang menggambarkan semangat rekan-rekan Kagama Balikpapan mendukung suksesnya Muda tersebut, mulai dari semangat jalan-jalannya., kemudian ke-guyuban-nya, dan polah tingkah narsis-nya.
Bahkan "gelora" semangatnya terbawa hingga pada pokok materi pembahasan atau sidang. Bagi rekan-rekan Kagama se-Kalimantan Timur peserta Musda yang lalu tentunya tidak akan lupa dengan dinamika pembahasan pasal tata tertib yang "kontroversial" yang membuat suasana Musda berlangsung hangat.
Hingga akhir pelaksanaan Musda yang lalu, kami masih memiliki beberapa catatan tertinggal yang kesemuanya pernah dimuat pada blog ini. (bisa dilihat pada Arsip Maret 2008).
Tentunya dinamika organisasi selalu berkembang, dan semakin maju sesuai jamannya dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan AD/ART yang ada. Besar harapan kami sebagai warga Kagama agar Musda kali ini dapat menjadi media pembaharuan bagi Kagama Kalimantan Timur. Siapapun warga Kagama di Kalimantan Timur pasti berharap Organisasi Kagama dapat menjadi salah satu media eksistensi sosial sekaligus pengabdian masyarakat yang mumpuni dan membanggakan bagi warganya.
Semoga dalam Musda kali ini tidak ada lagi klausul  "Calon/Kandidat Ketua Kagama harus tinggal/domisili di Samarinda", dimana ketentuan tersebut "mengacu" pada kalimat AD/ART bahwa Kepengurusan Kagama bertempat di Ibukota Propinsi. Meskipun mudah dipahami dengan alasan teknis kemudahan koordinasi harian, namun klausul tersebut menurut kami menanam bibit diskriminatif dan kekhawatiran yang tidak beralasan bahwa organisasi akan kehilangan "nyawanya" apabila dipimpin oleh warga "daerah/pinggiran". Apalagi di era kemajuan teknologi transportasi dan telekomunikasi saat ini yang begitu pesat.
Semoga dalam Musda kali ini terbentuk Kepengurusan yang solid dan mampu bergerak lugas dalam menjalankan roda organisasi dan menjadi pengayom bagi warga Kagama di Kalimantan Timur. Tidak hanya di Ibukota Propinsi, namun hingga seluruh penjuru  Kabupaten/Kota. Sungguh tidak menyenangkan dan menghambat kiprah organisasi bila selama 2 (dua) periode berturut-turut ini Kepengurusan selalu "dibebani" dengan permasalahan hukum karena konsekuensi jabatan para pemimpinnya sebagai birokrat, terlepas pada akhirnya terbukti atau tidak.
Semoga dalam Musda kali ini menjadi tonggak pembaharuan dan darah segar baru bagi Kagama Kalimantan Timur untuk berkiprah optimal di setiap aspek kehidupan masyarakat. Citra harum Gadjah Mada tentunya menjadi modal yang harus tetap dijaga.
Semoga Kagama Balikpapan tetap dapat menjaga segala kiprah dan dinamikanya saat ini sebagai bentuk kontribusi kejayaan Kagama Kalimantan Timur. Pengda yang kuat, berawal dari Pengcab-Pengcab yang kuat. Prioritas tentunya memberi kesempatan dan support kepada seluruh Pengcab Kagama di Kabupaten/Kota supaya dapat tumbuh kuat dan tersalurkan aspirasinya. Keberhasilan konsolidasi itulah yang menjadi tolok ukur keberhasilan Kepengurusan Daerah (Pengda). Mempertahankan prioritas pada eksklusivitas dan tradisi konservatif sentralistik pada tingkat propinsi, seakan membangun mercusuar tinggi tanpa pondasi.

Salam Kagama.




Komentar

Postingan Populer