Catatan Tertinggal dari Musda 2013









Salam Kagama.

Apabila sebelum Musda Kagama Kaltim kami telah membuat catatan menjelang pelaksanaannya, maka mengulang tradisi sebelumnya kami juga akan merangkum catata-catatan tertinggal pasca event rutin 4 (empat) tahunan Pengda Kagama Kaltim.
Saat ini Tim Formatur yang terpilih sedang melaksanakan tugasnya untuk membentuk Kepengurusan Kagama Kaltim Periode 2013-2017. Memang waktu masih panjang sebagaimana diamanatkan, Tim Formatur punya waktu 30 hari untuk menyelesaikan tugasnya. Tanpa tendensi apapun, mari kita kumpulkan catatan-catatan yang tertinggal selama pelaksanaan Musda kemarin. Harapan kami kumpulan celoteh ini setidaknya dapat menjadi salah satu cermin keberhasilan Kagama Kaltim di masa yang akan datang.
Secara umum acara Musda berjalan lancar meskipun Panitia Pelaksana yang diberikan tenggat waktu yang serba mepet untuk melakukan koordinasi. Ke depan tentunya forum ini merupakan forum yang digagas matang dengan waktu persiapan yang cukup sehingga tata-acara dapat tersusun rapi beserta kelengkapan pendukungnya. jadi bukan merupakan forum "dadakan" atau spontan mengejar tenggat.
Dengan segala keterbatasannya, itikad untuk melaksanakan Musda sesuai "fitrah" AD/ART Kagama telah menunjukkan kemajuan dibandingkan Musda sebelumnya. Pasal "karet" tentang ketentuan domisili Personil/Kandidat Formatur yang sebelumnya mutlak harus berdomisili di Ibukota Propinsi, telah kembali pada ketentuan AD/ART bahwa Kepengurusan Pengda berdomisili di Ibukota Propinsi, sementara Kandidat Formatur/Pengurus dapat dari Kota/Kabupaten manapun dalam lingkup Propinsi. Sejak awal (bahkan sejak Musda sebelumnya) rekan-rekan sahabat Kagama Balikpapan konsisten mengenai pendapat tersebut. Dengan di-akomodasi-nya aspirasi tersebut, maka seluruh sidang-sidang yang berjalan dapat diselesaikan dengan lancar. Namun demikian ada hal-hal yang selalu kami aspirasikan sejak dahulu tentang kemajuan Kagama Kaltim yang belum tercapai sepenuhnya.
Musda seharusnya menjadi tempat bagi berkumpulnya seluruh aspirasi warga Kagama Kaltim dari berbagai Pengcab Kota/Kabupaten. Dimana dalam forum ini digodok semua potensi yang dapat menjadi sumbangsih kemajuan dan kejayaan Kagama Kaltim.Panitia Pelaksana sebenarnya telah menjadwalkan adanya diskusi-diskusi yang dibagi pada beberapa komisi. Namun pelaksanaannya Musda justru sangat terburu-buru dan fokus hanya pada even suksesi kepemimpinan. Setelah itu  seolah-olah "selesai". Musda hanya menjadi forum administratif bagi para Utusan/Pengcab untuk mendengarkan Pidato Laporan Pengda Lama dan lalu memilih Kepengurusan Baru. Meskipun pada Musda sebelumnya 2008, kita telah memberikan catatan tegas karena Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus sebelumnya yang tidak dilengkapi dengan Laporan Keuangan, tampaknya hal itu berulang lagi dengan Kepengurusan Periode 2008-20012 yang belum bisa menyapaikan Laporan keuangannya pada saat Musda. semoga setelah dua kepengurusan berturut-turut, pada Musda yang akan datang Pengurus akan lebih siap menyampaikan Laporan Keuangannya.

Lalu kapan lagi kita bisa mendapat kesempatan berkumpul dengan seluruh warga Kagama se-Kaltim dan membicarakan ide-ide program dan kegiatan bahkan mungkin konsep dan visi Kagama Kaltim ke depan??? (maaf tanda tanya-nya kebanyakan, karena mungkin itulah pertanyaan besarnya).

Kami yakin, bahwa sebenarnya di kepala para warga Kagama Kaltim sudah tersimpan 1001 ide tentang kiprah yang akomodatif dengan keinginan mereka untuk bergerak seiring dengan Pengda Kagama. Namun saluran-saluran pemikiran itu tidak akan menemui muara apabila kesempatan langka berkumpul, hanya digunakan sekedar untuk memilih pengurus baru. Pengurus memang harus regenerasi sesuai ketentuannya, namun sebagaimana umumnya detak jantung dan napas organisasi alumni, tidak mutlak karena geliat pemimpinnya. Urat nadi utama kehidupan organisasi sosial ini adalah kontribusi dan kiprah para anggotanya. Menurut kami hal itulah yang semestinya juga mendapat prioritas yang memadai.
Menjadi tradisi Pengcab Balikpapan untuk berangkat ke even Musda dengan kontingen besar, mungkin akhirnya menjadi yang paling besar atau dominan dibanding Pengcab Kota/Kabupaten lain, atau bahkan Pencab Ibukota Propinsi dimana Kepengurusan Daerah/Propinsi berada. Hal ini semata karena kami sedang belajar supaya aspirasi masing-masing rekan sahabat kami bisa mendapatkan muaranya dalam forum Musda. Masing-masing rekan sahabat bisa langsung terlibat dan menyampaikan aspirasinya, meskipun hak pemungutan suara tetap pada Ketua Pengcab sesuai AD/ART. Bahwa mungkin kemudian muncul anggapan dengan kontingen besar dan meriah justru mendapat predikat "show of power" tentunya hal itu jauh diluar agenda rekan sahabat Kagama Balikpapan.
Harus dipahami bahwa sebaran wilayah geografis masing-masing Kota/Kabupaten memang menjadi kendala tersendiri untuk mobilisasi rekan-rekan dari Pengcab lain. Aspirasi-aspirasi dapat diwakilkan kepada utusan Pengcab yang dapat hadir. Namun kembali lagi, wadah untuk saling bertukar aspirasi menjadi nol besar ketika tata acara masih hanya berfokus pada suksesi kepemimpinan semata.
Besar harapan kami ke depan, adanya even/forum/kesempatan lanjutan untuk berembug bersama dengan rekan-rekan warga Kagama se-wilayah Kalimantan Timur. Tentunya lebih membanggakan lagi apabila Pengda Kaltim dapat memberikan porsi lebih dan memberi kesempatan serta support kepada seluruh Pengcab Kagama di Kabupaten/Kota supaya dapat tumbuh kuat dan tersalurkan aspirasinya. Pengda yang kuat, berawal dari Pengcab-Pengcab yang kuat. Keberhasilan konsolidasi itulah yang menjadi tolok ukur keberhasilan Kepengurusan Daerah (Pengda). Mempertahankan prioritas pada eksklusivitas dan tradisi konservatif sentralistik pada tingkat propinsi, seakan membangun mercusuar tinggi tanpa pondasi.


Sayuk Rukun Agawe Sentosa.




Komentar

Postingan Populer